Konflik Rusia-Ukraina
TRANSKEPRI.COM.KIEV- Wali Kota Gostomel, kota kecil di dekat Ibu Kota Kyiv, Ukraina, tewas dibunuh tentara Rusia saat membagikan bantuan kemanusiaan kepada warga kota tersebut yang terus terpuruk akibat peperangan kedua negara.
"Kepala Gostomel, Yuri Illich Prylypko, meninggal saat membagikan roti kepada warga yang lapar dan obat-obatan kepada warga yang sakit," demikian bunyi pernyataan Kota Gostomel di laman Facebook pada Senin (7/3)
"Tidak ada yang memaksanya untuk pergi keluar di saat hujanan peluru penjajah (Rusia). Dia (Prylypko) mati untuk rakyatnya, untuk Gostomel. Dia gugur sebagai pahlawan," bunyi pernyataan Kota Gostomel menambahkan seperti dikutip AFP.Kota tersebut menuturkan Prylypko ditembak mati bersama dua orang lainnya yang tidak disebutkan identitasnya. Waktu penembakan juga tak dipaparkan dalam pernyataan resmi tersebut.
Gostomel terletak di barat laut Kyiv dan merupakan rumah bagi bandara militer strategis Antonov. Pangkalan Udara Antonov merupakan lokasi pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan Rusia di hari-hari pertama invasi berlangsung.
Serangan Rusia ke Ukraina tak menunjukkan tanda-tanda mereda hingga memasuki pekan kedua invasi pada Senin (7/3). Meski sudah ada kesepakatan gencatan senjata di dua kota, gempuran Rusia di Ukraina malah makin menggebu.
Ukraina pun mendesak negara Barat untuk mengirimkan bantuan militer, termasuk jet tempur. Desakan ini disampaikan kala Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengancam negara Barat tak memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina.
"Permintaan tertinggi kami adalah jet tempur, pesawat serang, dan sistem pertahanan udara," kata Menteri Luar Negeri Ukraina,Dmytro Kuleba.
Menurut Kuleba, apabila Ukraina kehilangan penguasaan udara, jumlah korban jiwa di darat akan semakin banyak.
Garda Nasional Ukraina melaporkan pesawat Rusia menjatuhkan bom udara di satu kamp militer di Kharkiv pada Sabtu (5/3) malam waktu setempat.
Sementara itu, meski sudah ada kesepakatan gencatan senjata di Mariupol, Ukraina belum dapat melakukan evakuasi warga sipil dari kota tersebut karena pasukan Rusia terus melancarkan tembakan.Menurut pengumuman dari Kedutaan Ukraina yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (6/3), serangan itu menewaskan empat orang tentara Ukraina dan menghancurkan sejumlah infrastruktur.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Kepala Administrasi Wilayah Donetsk, Pavlo Kyrylenko, lewat akun Facebook pada Minggu (6/3), seperti dikutip CNN.
"Konvoi evakuasi dengan penduduk lokal tidak pernah bisa meninggalkan Mariupol hari ini: Rusia mulai mengumpulkan kembali pasukan mereka dan menembaki kota dengan berat. Sangat berbahaya untuk mengevakuasi orang dalam kondisi seperti itu," kata Kyrylenko. (tm)