ilustrasi alergi
TRANSKEPRI.COM, JAKARTA - Munculnya masalah kesehatan pada anak dapat menimbulkan banyak kecemasan pada orangtua. Hal ini termasuk ketika muncul alergi pada anak.
Kondisi alergi yang dialami anak bisa memunculkan reaksi ekstrem di daerah kulit seperti bercak merah, gatal, hingga pada saluran pernapasan. Dokter gizi medik, Sylvia Irawati M. Gizi menjelaskab bahwa alergi adalah reaksi ketidakseimbangan respons imunitas.
"Akibat ketidakseimbangan itulah maka suatu zat atau bahan yang dikenal sebagai alergen yang dikenali sebagai benda asing oleh tubuh yang memicu reaksi imun tubuh," kata Sylvia beberapa waktu lalu.
Dokter gizi yang juga memiliki sertifikasi Plant Based Nutrition menjelaskan apa saja penyebab dan pencetus pada anak.
Menurut Sylvia, penyebab berbeda dengan pencetus. Penyebab adalah respons imum yang tidak seimbang dari sistem pertahanan tubuh itu sendiri. Sedangkan pemicu bisa bermacam-macam yaitu yang makanan dan non-makanan.
Makanan seperti makanan laut (seafood), telur, golongan kacang-kacangan (nuts), dairy product terutama yang mengandung protein susu sapi. Sedangkan yang non-makanan seperti serbuk sari bunga, bulu binatang, dan debu.
Plant Based Food Bukan Solusi
Pola makan berbasis tanaman (plant based) tidak selamanya solusi bagi bagi anak yang mengalami alergi. Apalagi alerginya tersebut dipicu makanan nabati seperti golongan nuts atau kacang-kacangan.
“Untuk itulah orangtua penting untuk mencari tahu apa pencetus dari reaksi tubuh tersebut sebelum menghentikan pemberian makanan yang dicurigai sebagai pencetus alergi. Sebaiknya anak yang dicurigai alergi diperiksakan dulu ke dokter untuk memastikan diagnosis dan pemicunya,” kata Sylvia.
Sebab, jika menghindari makanan tanpa didahului diagnosis, dikhawatirkan anak akan mengalami kekurangan gizi akibat variasi asupan makanannya yang berkurang.
“Golden standard untuk mengatasi alergi pada anak tak lain adalah menghindari bahan makanan atau bahan yang menjadi pencetus alergi,” tandas Sylvia. (mrdk)