Sistem pertahanan rudal MIM-104 Patriot buatan Raytheon Amerika Serikat. Foto/US Army/Jason Cutshaw
TRANSKEPRI.COM. WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan akan mengerahkan sistem pertahanan rudal Patriot ke Irak untuk melindungi para tentaranya. Rencana itu muncul sebagai respons atas serangan belasan rudal balistik Iran ke Pangkalan Udara Ain al-Asad yang menyebabkan belasan tentara Amerika cedera gegar otak.
Serangan misil-misil Teheran yang menghancurkan banyak fasilitas militer AS di Pangkalan Udara Ain al-Asad, Irak, berlangsung 8 Januari 2020. Serangan ini sebagai awal dari balas dendam rezim Teheran atas pembunuhan komandan Pasukan Quds; Jenderal Qassem Soleimani, oleh serangan drone MQ-9 Reaper bersenjata rudal Hellfire di dekat Bandara Internasional Baghdad 3 Januari 2020.
Selain pangkalan Ain al-Asad, fasilitas militer AS di Erbil, Irak, juga diserang rudal pada hari yang sama.
Rencana pengerahan sistem pertahanan rudal Patriot ke Irak diungkap pejabat Pentagon kepada Fox News, yang dilansir Kamis (23/1/2020). Pejabat Pentagon menyampaikan hal itu setelah belasan tentara AS dikirim ke fasilitas medis di Jerman setelah mengeluh cedera kepala setelah serangan rudal Iran.
Komando Sentral (CENTCOM) AS yang bertanggung jawab atas operasi militer Amerika di seluruh Timur Tengah awalnya mengonfirmasi ada 11 tentara yang diterbangkan keluar dari Irak akhir pekan lalu untuk perawatan medis. Namun, kemarin para pejabat pertahanan Amerika mengungkap bahwa jumlah tentara Amerika yang terluka dengan indikasi menderita gegar otak bertambah.
Berbicara di Davos Rabu pagi, di mana sekitar 3.000 pejabat dan pemimpin bisnis berkumpul untuk Forum Ekonomi Dunia tahunan, Presiden Donald Trump meremehkan sejauh mana cedera kepala yang diderita belasan tentara Amerika.
"Saya dengar mereka sakit kepala, dan beberapa hal lainnya," kata Trump. "Tapi saya akan mengatakannya dan saya bisa melaporkannya tidak terlalu serius," ujarnya.
Pemerintah Irak protes negaranya jadi medan pertempuran antara Iran dan Amerika. Parlemen Irak telah mengeluarkan resolusi untuk mengusir seluruh tentara AS dari negara tersebut. Namun, Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Irak jika Baghdad nekat mengusir 5.000 tentara AS yang saat ini dikerahkan di "Negeri 1001 Malam" tersebut.
Fox News sebelumnya melaporkan bahwa militer AS tidak menembak jatuh salah satu rudal balistik Iran karena tidak ada sistem pertahanan rudal di posisinya di Irak.
Seorang pejabat senior Pentagon mengatakan kepada Fox News bahwa mereka percaya serangan rudal Iran "tidak terduga". Para pejabat AS mengatakan sistem pertahanan rudal Patriot sekarang kemungkinan akan dikerahkan.
Ada kekurangan pada sistem pertahanan rudal Patriot AS di seluruh dunia. Beberapa unit senjata pertahanan itu pernah gagal melindungi fasilitas minyak di Arab Saudi yang mendapat serangan rudal dan drone bersenjata besar-besaran pada 14 September 2019 lalu.
Unit sistem Patriot lainnya digunakan AS untuk melindungi pasukannya di Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar, tempat pesawat, termasuk jet tempur siluman bernilai miliaran dolar AS berbasis. (ssb)