Vaksinasi Influenza Sangat Bermanfaat buat Penderita Jantung, Begini Penjelasannya

Selasa, 16 November 2021

Pada pengidap gangguan jantung, flu berpotensi meningkatkan stres yang dapat menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat. / Foto: ilustrasi/ist

TRANSKEPRI.COM, JAKARTA - Sebagian besar wilayah Indonesia mulai dilanda hujan di bulan November ini. Hal tersebut membuat sebagian orang rentan untuk terserang penyakit flu .

Akan tetapi, flu seringkali dianggap biasa dan remeh bagi banyak orang. Padahal penyakit ini dapat berakibat fatal bagi orang-orang yang berisiko.

Orang-orang berisiko tersebut menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbagi menjadi beberapa golongan yakni di antaranya anak-anak, ibu hamil, lansia, hingga orang-orang yang memilki penyakit penyerta salah satunya seperti penyakit jantung .
Pada pengidap gangguan jantung, flu berpotensi meningkatkan stres yang dapat menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memberi tekanan berlebihan pada jantung sehingga serangan jantung rentan terjadi.

Mengutip pada salah satu penelitian di Inggris tahun 2020, data menunjukkan bahwa vaksinasi influenza dapat membantu mencegah serangan jantung. Influenza meningkatkan risiko serangan jantung lebih dari 10X dalam seminggu setelah infeksi influenza, namun dengan vaksin influenza dapat mengurangi risiko serangan jantung hingga 45%.

Dalam rangka peringatan World Flu Day yang diperingati setiap 1 November, perlu diingatkan kembali agar orang yang berisiko tinggi seperti pasien penyakit jantung agar melakukan pencegahan dengan vaksinasi flu.

Menurut dokter Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr Humaera Elphananing Tyas, penyakit gagal jantung merupakan penyakit dimana organ jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh, seperti dalam kondisi normal.

Untuk mengetahui apakah penyakit yang dialami seseorang merupakan gagal jantung atau bukan, tidak cukup hanya berdasarkan satu gejala saja. Gagal jantung umumnya menimbulkan gejala seperti sesak napas, kaki bengkak, perut kembung hingga kondisi mudah merasakan kelelahan.
Meski begitu, dr Humaera menegaskan bahwa gejala di atas saja tidak cukup untuk memvonis bahwa pasien menderita gagal jantung.
"Masih perlu pemeriksaan fisik dan penunjang lebih lanjut, seperti pemeriksaan irama jantung, pemeriksaan bentuk dan kondisi jantung dan paru-paru, serta pemeriksaan kinerja jantung," ujar dr Humaera melalui pernyataan tertulisnya, Selasa (16/11/2021).

Humaera pun memberikan beberapa tips mudah guna menjaga kesehatan jantung. Antara lain makan dengan teratur, jangan terlalu sering mengonsumsi makanan instan dan junk food, serta perbanyak makan buah dan sayur. Kemudian, perbanyak minum air putih, hindari atau kelola stres dan rutin berolahraga.

Humaera turut menyarankan untuk melakukan screening jantung. Sebab, gagal jantung tidak hanya disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, tetapi juga faktor keturunan atau genetik.

"Dengan dilakukan screening jantung, maka diharapkan dapat mengetahui kelainan atau kendala-kendala yang ada pada jantung," katanya.
Bagi pasien yang mengalami gagal jantung, dr Humaera menyarankan untuk melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia. Sebab, influenza dapat memperburuk kondisi atau memperparah penyakit gagal jantung yang dialami seseorang.

(net)