Sekretaris Desa Sungai Paku, Afrizal
TRANSKEPRI.COM.TELUK KUANTAN - Pemerintah Desa (Pemdes) Sungai Paku Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuansing, Riau, baru-baru ini kembali menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD). Pembagian BLT untuk bulan November tersebut, diserahkan langsung kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM), di Kantor Desa setempat.
Kepala Desa (Kades) Sungai Paku Firzan Subandi melalui Sekretaris Desa (Sekdes) Afrizal mengungkapkan, bantuan langsung tunai yang dibagikan kepada 133 KPM bersumber dari Dana Desa itu, sebagai bentuk realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun anggaran 2021.
"Alhamdulillah, APBDes tahun 2021 Desa Sungai Paku terealisasi dengan baik. Baru-baru ini kita kembali menyalurkan BLT DD tahap 11 bulan November. Bantuan diserahkan langsung kepada 133 keluarga penerima manfaat," ujar Afrizal kepada media ini dikantornya, Rabu (10/11/2021).
Dia mengatakan, bantuan langsung tunai dana desa di masa pandemi Covid-19 sebagai bantuan untuk masyarakat pedesaan. Hingga awal November 2021 Pemdes Sungai Paku telah menyalurkan BLT kepada keluarga penerima sebanyak 11 kali. Sementara penyaluran untuk bulan berikutnya diagendakan awal Desember depan.
"Penyaluran BLT DD dari Januari hingga November 2021 rutin kita laksanakan setiap awal bulan. Masing-masing penerima bantuan setiap bulannya menerima Rp300 ribu. Dan untuk penyaluran bulan terakhir tahun ini kita agendakan awal Desember. Ini sebagai wujud komitmen Pemdes Sungai Paku merealisasikan APBDes dengan maksimal," tutur Sekdes Afrizal.
Sementara disisi lain, lanjut Afrizal, pada APBDes tahun ini pihaknya juga telah menjalankan program bidang kesehatan yaitu pemberian gizi bagi masyarakat melalui posyandu setempat. Program penanggulangan stunting itu, dengan pemberian obatan dan makanan tambahan terhadap balita dan ibu hamil, dan pemberian vitamin A serta imunisasi dasar pada bayi dan balita.
Program pencegahan stunting, menurut Afrizal, sangat penting untuk meminimalisir gangguan pertumbuhan anak karena masalah gizi sejak anak berada dalam kandungan. Karenanya, kurangnya asupan nutrisi selama proses kehamilan hingga anak lahir menjadi penyebab anak stunting atau pertumbuhan tidak normal.
"Program penanggulangan stunting ini juga tak kalah penting, persoalan stunting harus disikapi serius karena dampak stunting berakibat buruk bagi anak masa sekarang maupun akan datang. Dampak stunting juga berakibat tidak baik bagi negara karena anak-anak ini masa depan bangsa. Maka itu, peran pemerintah desa untuk penanggulangan stunting sangat penting," pungkasnya. (hen).