Rusia gelar latihan militer pertahanan udara dan anti kapal di Laut Hitam saat dua kapal perang AS memasuki perairan itu. Foto/Washingtonnewsday
TRANSKEPRI.COM, MOSKOW - Rusia menggelar serangkaian latihan militer pertahanan udara dan anti kapal di Laut Hitam. Langkah itu dilakukan di tengah protes terhadap perjalanan dua kapal perang Amerika Serikat (AS) melalui perairan yang jadi pusat ketegangan antara kedua negara.
"Kru yang mengoperasikan sistem anti-kapal pesisir Bal and Bastion melakukan peluncuran simulasi sebagai bagian dari latihan untuk menghancurkan kapal musuh tiruan di Laut Hitam," bunyi pengumuman Distrik Militer Selatan Angkatan Bersenjata Rusia pada hari Selasa yang dikutip dari Newsweek, Rabu (3/11/2021).
Manuver itu dilakukan dari posisi yang disamarkan di Crimea, wilayah yang dianeksasi oleh Rusia setelah referendum yang disengketakan dunia internasional karena diadakan di tengah pemberontakan politik di Ukraina pada tahun 2014. Semenanjung itu juga telah lama menjadi tuan rumah markas Armada Laut Hitam Rusia, yang juga mengadakan sesi latihan pada hari Selasa.
Pertahanan udara armada diaktifkan dan disiagakan untuk melindungi kapal perang Rusia dari serangan rudal besar-besaran dan serangan udara dari musuh yang disimulasikan, termasuk drone musuh tiruan.
Langkah itu dilakukan hanya sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin berkomentar tentang kehadiran militer AS di Laut Hitam selama pertemuan dengan para pemimpin industri pertahanan.
Membahas kebutuhan untuk lebih meningkatkan pertahanan kedirgantaraan, pemimpin Rusia itu memperingatkan negara-negara terkemuka yang mengembangkan senjata serang inovatif dengan parameter kecepatan canggih serta meningkatnya jumlah penerbangan NATO yang dekat dengan Rusia, serta kapal NATO dengan peluru kendali yang muncul di Laut Baltik dan Laut Hitam.
"Baru-baru ini, seperti yang Anda tahu, sebuah kapal AS memasuki Laut Hitam - itu bisa dilihat melalui teropong atau melalui sistem pertahanan kami," kata Putin.
"Rencana AS untuk menyebarkan rudal jarak menengah di Eropa juga sudah diketahui, dan itu juga menimbulkan bahaya dan ancaman besar bagi kami," imbuhnya.
Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke AS, USS Porter, memasuki Laut Hitam pada hari Sabtu pada apa yang digambarkan Armada Keenam Angkatan Laut AS sebagai "patroli rutin" bersama jet tempur F-15E Angkatan Udara AS dan pesawat lain seperti pesawat mata-mata anti-kapal selam Angkatan Laut AS P-8A.
"Awak USS Porter berharap dapat memasuki Laut Hitam untuk menjaga keamanan dan stabilitas di seluruh kawasan," kata Komandan USS Porter Christopher Petro dalam siaran pers saat itu.
“Kemampuan kami untuk bekerja bersama sekutu dan mitra NATO kami meningkatkan kesiapan kolektif dan keamanan maritim kami secara keseluruhan,” ia menambahkan.
USS Porter sebelumnya telah bergabung dengan USS Arleigh Burke untuk latihan bersama dengan fregat yang dioperasikan oleh sekutu NATO Kanada, Belanda, Portugal dan Spanyol, menurut laporan terpisah Armada Keenam yang diterbitkan Senin.
Juga pada hari Senin, kapal komando amfibi kelas Blue Ridge unggulan Armada Keenam USS Mount Whitney telah tiba di Istanbul, Turki, untuk kunjungan pelabuhan. Kapal itu kemudian diatur untuk bergabung dengan USS Porter untuk lebih meningkatkan kolaborasi antara pasukan AS dan NATO di laut, menurut rilis ketiga Armada Keenam AS.
“Sekutu dan mitra NATO berdiri bersama untuk memastikan kawasan Laut Hitam yang aman, stabil dan aman, membangun kapasitas mitra untuk meningkatkan efektivitas dan interoperabilitas,” bunyi laporan itu.
Wilayah Laut Hitam telah lama menjadi titik ketegangan antara Rusia di satu sisi dan AS serta sekutu NATO-nya di sisi lain. Situasi memburuk selama musim panas ketika AS dan Ukraina mengumpulkan sekitar 30 negara untuk melakukan Latihan Sea Breeze tahunan di Laut Hitam, yang memicu latihan militer dan kemarahan Rusia.
(net)