Dubes Palestina, DR Zuhair Al Shun (kanan) bersama Ketua MUI Batam, KH Luqman Rifa'i (kiri) dan Wali Kota Batam, HM Rudi
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Wali Kota Batam, Muhammad Rudi bertemu langsung dengan Duta Besar Palestina, Zuhair Al-Shun dalam kegiatan Talkshow Dubes Palestina Bersama Wali Kota dan MUI Batam di Wisma Batam, Kamis (28/10/2021) malam.
Dalam kesempatan itu Rudi menyampaikan terkait perkembangan pembangunan Kota Batam. Termasuk juga perkembangan penanganan dan jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Batam.
"Alhamdulillah, saat ini pasien yang dirawat di rumah sakit tinggal satu orang. Mudah-mudahan semua yang positif Covid-19 dapat segera sembuh," kata Rudi.
Di depan Dubes Palestina, Rudi juga menyampaikan bahwa Batam merupakan kota yang ada di Provinsi Kepri, Indonesia. Letaknya berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.
Karena itu, tak heran jika sejak di bangun Batam dikenal sebagai kota investasi dan pariwisata. Kemudian untuk penduduk nya 75 persen adalah beragama Islam.
"Saya sendiri, selain sebagai Wali Kota Batam juga diberikan amanah sebagai Kepala BP Batam yang memiliki tugas untuk mengurusi investasi," katanya.
Investor yang menanamkan modalnya di Batam sendiri berasal dari banyak negara, seperti Singapura, China, Malaysia, Amerika dan banyak negara-negara lainnya di Asia ataupun Eropa.
"Termasuk juga negara-negara di Timur Tengah, seperti Dubai juga ada yang investasi di Batam," katanya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam, KH Luqman Rifa'i pada kesempatan itu menyebut, kedatangan Dubes Palestina ke Batam merupakan kunjungan balasan, seteleh beberapa waktu lalu pihaknya berkunjung ke Dubes Palestina, sekaligus menyerahkan bantuan dari warga Batam untuk warga Palestina.
Disamping itu kata Luqman, kunjungan Dubes Palestina ke Batam juga memiliki makna strategis dan hiatoris, karena diketahui bersama Palestina merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
"Tentunya kunjungan Dubes Palestina ke Batam punya banyak makna, di antaranya, memiliki makna historis, bahwa Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia," ujar Luqman Rifa'i. (tm)