Bunga Turun dan Likuiditas Longgar, Permintaan Kredit Meningkat

Selasa, 19 Oktober 2021

BI mencatat pada September 2021 seluruh kelompok penggunaan kredit telah tumbuh positif. Foto/Ilustrasi

TRANSKEPRI.COM, JAKARTA - Suku bunga acuan yang tetap rendah dan likuiditas yang sangat longgar mendorong suku bunga kredit perbankan terus menurun, meski masih terbatas. Seiring dengan itu, Bank Indonesia (BI) mencatat permintaan kredit pun mulai meningkat.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pasar uang dan pasar dana, suku bunga PUAB overnight dan suku bunga deposito 1 bulan perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 50 bps dan 171 bps sejak September 2020 menjadi 2,80% dan 3,28% pada September 2021.
"Di pasar kredit, penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan terus berlanjut, diikuti penurunan suku bunga kredit baru. Aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan, sehingga berdampak posistif bagi penurunan suku bunga kredit baru," ujar Perry di Jakarta, Selasa (19/10/2021).
BI mencatat, intermediasi perbankan melanjutkan pertumbuhan positif yaitu sebesar 2,21% (yoy) pada September 2021. Permintaan kredit membaik, terutama dari dunia usaha dan konsumsi sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat.

BI pun terus mengharapkan agar perbankan melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk mendorong kredit kepada dunia usaha.

Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit oleh perbankan melonggar seiring dengan menurunnya persepsi risiko, di samping sangat longgarnya likuiditas dan penurunan suku bunga kredit baru.

"Seluruh kelompok penggunaan kredit telah tumbuh positif, terutama Kredit Konsumsi dan Kredit Modal Kerja. Kenaikan kredit yang lebih tinggi tercatat pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yaitu sebesar 8,67% pada September 2021," terang Perry.

Demikian pula, pertumbuhan kredit UMKM meningkat menjadi sebesar 2,97% (yoy), menunjukkan perbaikan lebih lanjut dunia usaha pada sektor UMKM.
"Bank Indonesia akan terus melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong peningkatan kredit perbankan. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit pada 2021 diprakirakan pada kisaran 4%-6% dan pertumbuhan DPK pada kisaran 7%-9%," tandasnya.
(net)