Rudal Korut diluncurkan dari kapal selam atau fasilitas bawah laut. Foto/REUTERS/kcna
TRANSKEPRI.COM, PYONGYANG - Korea Utara (Korut) menembakkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) di lepas pantai timurnya pada Selasa (19/10/2021). Data terbaru itu diungkapkan militer Korea Selatan (Korsel).
Aksi itu seiring kampanye perdana menteri baru Jepang dan membayangi pembukaan pameran senjata di Seoul.
Menurut Yonhap, rudal itu terbang 430-450 kilometer, mencapai ketinggian 60 kilometer.
Peluncuran tersebut, yang dilaporkan para pejabat di Korea Selatan dan Jepang, dilakukan setelah utusan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan bertemu di Washington untuk membahas kebuntuan nuklir dengan Korea Utara pada Senin.
Bos mata-mata dari AS, Korea Selatan, dan Jepang dilaporkan akan bertemu di Seoul pada Selasa juga.
Peluncuran Korea Utara akan menjadi uji senjata terbaru oleh negara itu. Korut maju terus dengan pengembangan militer dalam menghadapi sanksi internasional terkait program senjata nuklir dan misilnya.
“Rudal itu diluncurkan sekitar pukul 10:17 waktu setempat dari laut di sekitar Sinpo,” ujar Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Wilayah sekitar Sinpo merupakan tempat Korea Utara menyimpan kapal selam serta peralatan untuk uji tembak SLBM.
Tidak segera jelas apakah rudal itu ditembakkan dari kapal selam atau dari tongkang uji submersible (bawah permukaan laut), seperti pada kebanyakan tes rudal sebelumnya.
“Militer kami memantau dengan cermat situasi dan mempertahankan postur kesiapan dalam kerja sama yang erat dengan AS, untuk mempersiapkan kemungkinan peluncuran tambahan,” papar pernyataan militer Korsel.
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat dan menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas tes tersebut. Mereka mendesak Korea Utara melanjutkan pembicaraan.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan dua rudal balistik telah terdeteksi. Dia menegaskan, sangat menyesalkan Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba rudal dalam beberapa pekan terakhir.
Tidak ada penjelasan langsung dari Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan untuk jumlah rudal yang terdeteksi.
PM Jepang Kishida membatalkan penampilan kampanye yang dijadwalkan di Jepang utara, dan wakil kepala sekretaris kabinet Jepang mengatakan kepada wartawan bahwa Kishida berencana kembali ke Tokyo untuk menangani situasi rudal.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani hubungan antar-Korea, mengatakan panggilan penghubung rutin harian dengan Korea Utara dilakukan secara normal pada Selasa.
(net)