Iblis adalah nenek moyang bangsa Jin. Golongan Jin yang tunduk kepada Iblis disebut setan. Foto/ist
Perbedaan Jin, Setan dan Iblis dapat diketahui dari sifat-sifat dan perilakunya. Al-Qur'an dan Hadis banyak bercerita tentang Jin, setan, Iblis dan Malaikat.
Mereka semua adalah makhluk ghaib yang setiap muslim wajib mengimaninya. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an:
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَ يُـقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَ مِمَّا رَزَقْنٰھُمْ يُنْفِقُوْنَ
"(yaitu) Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (Al-Baqarah: 3)
Ghaib artinya sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pancaindra, tidak tampak dan tidak dapat dijangkau akal manusia. Termasuk yang ghaib ialah: Allah, para Malaikat, hari kiamat, surga, neraka, mahsyar termasuk para Jin, Iblis dan Malaikat. Pangkal iman kepada yang ghaib ialah beriman kepada Allah.
Lalu apa perbedaan Jin, Setan dan Iblis? Dalam satu Hadis diterangkan: "Malaikat diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kalian." (HR Muslim)
Menurut bahasa Arab, Jin memiliki arti sesuatu yang halus dan tersembunyi. Dia kasat mata dan tidak bisa dilihat. Golongan jin memiliki karakter pendusta dan bersifat lemah. Di antara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir.
Bisri Ali dalam karyanya "Jin dalam Perspektif Islam" menjelaskan, keberadaan Jin sebagai makhluk ciptaan Allah tidak berbeda jauh dengan manusia. Mereka digolongkan beberapa jenis, ada yang muslim, kafir, jin laki-laki dan perempuan, ada yang berperangai baik dan ada pula yang buruk. Jumlah mereka juga sangat banyak sebagaimana golongan manusia sendiri.
Lalu bagaimana dengan setan (syaithon)? Ibnu Jarir menyatakan, setan dalam bahasa Arab adalah setiap yang durhaka dari Jin, manusia atau hewan, atau dari segala sesuatu.
Al-Qur'an menjelaskan dalam satu firman-Nya: "Kami jadikan para Nabi itu musuh-musuh setan, yaitu dari jenis manusia dan Jin." (QS. Al-An'am : 112)
Rasulullah bersabda: "Sungguh, aku melihat setan-setan Jin dan manusia lari dari Umar." (HR. at-Tirmidzi)
Dari ayat dan hadis di atas digambarkan bahwa setan itu terbagi atas dua jenis, yaitu setan dalam wujud manusia dan setan dalam wujud Jin. Dari sini ada indikasi bahwa yang namanya setan itu tidak selamanya identik dengan Iblis.
"Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis Jin. Dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan." (Tafsir Ibnu Jarir, 1/49)
Ibnu Katsir menyatakan bahwa setan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/127).
Sebutan setan ternyata tidak hanya diperuntukkan kepada bangsa Jin yang mengikuti Iblis, tetapi juga bangsa manusia. Setan merupakan semacam sifat buruk yang bisa dinisbatkan kepada Jin dan bisa juga dinisbatkan kepada manusia.
Adapun Iblis sering disebut sebagai nenek moyang dari bangsa Jin. Dia adalah makhluk yang durhaka kepada Allah sehingga terusir dari surga. Iblis ini memiliki nama asli Azazil, makhluk pertama yang membangkang perintah Allah karena menolak bersujud kepada Adam. Karena menolak perintah Allah, Iblis pun dibuang dari surga dan menjadi musuh nyata bagi manusia hingga Hari Kiamat.
Dalam rangka menjalankan misinya untuk menggoda manusia, Iblis memiliki balatentara dari bangsa Jin itu sendiri. Bangsa jin yang tunduk kepada perintah Iblis inilah yang kemudian disebut dengan setan.
Wallahu A'lam