Rudal Iran Tak Tewaskan Pasukan AS, Jenderal IRGC: Itu Tak Penting

Senin, 13 Januari 2020

Foto satelit menunjukkan dampak serangan rudal Iran di pangkalan militer Ain al-Assad, Irak, yang digunakan militer Amerika Serikat. Foto/PLANET/MIIS

TRANSKEPRI.COM. TEHERAN - Jenderal Hossein Salami, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, mengatakan serangan 15 rudal terhadap dua pangkalan militer di Irak Rabu pekan lalu tidak bertujuan untuk membunuh pasukan Amerika Serikat (AS).

Dua pangkalan di Ain al-Assad dan Erbil yang digunakan militer Amerika dihujani belasan misil Iran sebagai awal dari balas dendam Iran atas kematian komandan Pasukan Quds, Jenderal Qassem Soleimani, oleh serangan udara Amerika di Baghdad. 

Beberapa jam setelah serangan belasan rudal itu, pesawat Ukraine International Airlines jatuh dengan 176 orang tewas. Iran yang sebelumnya membantah menembak jatuh pesawat sipil itu pada akhirnya mengakuinya sebagai ketidaksengajaan.

"Tujuan kami bukan untuk membunuh tentara musuh. Itu tidak penting," kata Jenderal Salami kepada parlemen Iran pada hari Minggu, seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin (13/1/2020).

Meski belasan rudal itu tidak menewaskan satu pun tentara Amerika, namun sistem pertahanan rudal Patriot AS tidak merespons serangan tersebut. Padahal, menurut beberapa pejabat militer Washington, sistem pertahanan pada saat itu dalam status aktif. 

Pada hari Minggu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyalahkan kehadiran AS dan sekutunya atas turbulensi wilayah Timur Tengah. Menurutnya, cara menghadapinya adalah dengan cara kerjasama semua negara regional.

Pernyataan Khamenei disampaikan saat bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan rombongannya di Teheran.

"Alasan situasi bergolak saat ini di wilayah kami adalah kehadiran si korup AS dan kelompoknya. Satu-satunya cara untuk menghadapi ini adalah dengan bergantung pada kerjasama di kawasan ini," kata Ayatollah Khamenei sebagaimana dikutip dari situs webnya.

"Situasi saat ini di kawasan menuntut—lebih dari sebelumnya—penguatan hubungan antara negara-negara di kawasan ini serta menghindari pengaruh induksi orang asing," ujarnya. "Iran telah berulang kali mengumumkan siap untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara di kawasan ini."

Petinggi Republik Islam Iran itu mencatat bahwa hubungan ekonomi-politik Iran dan Qatar harus diperluas.

“Tentu saja, beberapa, terutama yang berada di kawasan dari sisi lain dunia, tidak menyukai hubungan yang lebih erat antara negara-negara regional. Tapi, ini bukan urusan mereka dan negara-negara regional tidak akan menerima dominasi dan intrusi," imbuh dia.

Dalam pertemuan itu, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyatakan bahwa dia sangat senang bertemu dengan Pemimpin Revolusi Islam tersebut. Dia membenarkan bahwa Asia Barat berada dalam situasi yang sangat sulit.

"Kami sepenuhnya setuju dengan pernyataan Anda mengenai perlunya peningkatan kerjasama di kawasan ini, dan kami yakin pembicaraan harus diselenggarakan di antara negara-negara di kawasan ini dalam skala yang lebih besar," katanya. (ssb)