Facebook suntikan dana untuk fitur kesalamatan dan keamanan. FOTO/ IST
TRANSKEPRI.COM, MENLO PARK - Facebook menyebut pihaknya telah menghabiskan lebih dari USD13 miliar atau sekitar Rp 185,3 triliun dalam upaya keselamatan dan keamanan sejak 2016.
Dan saat ini perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu memiliki 40.000 karyawan yang menangani masalah tersebut.
Jumlah karyawan di bagian keselamatan dan keamanan itu termasuk kontraktor luar yang fokus pada moderasi konten, kata seorang juru bicara Facebook, dikutip dari Bloomberg, Kamis (23/9/2021).
Facebook menggunakan angka-angka tersebut sebagai contoh terkait bagaimana perusahaan mengatasi masalah yang ada di Facebook dan Instagram.
Sebagian besar laporan Facebook ini merupakan respons atas tudingan dari Wall Street Journal. Mereka menggunakan dokumen yang bocor untuk menunjukkan bahwa meskipun investasi besar, Facebook berjuang untuk memerangi segudang masalah serius, termasuk misinformasi Covid-19 dan perdagangan manusia ilegal.
Dokumen tersebut menunjukkan bahwa peneliti internal Facebook sering mengidentifikasi masalah serius, seperti konten yang tidak pantas atau perilaku pengguna pada layanan perusahaan, tetapi Facebook gagal memperbaikinya.
Atas mencuatnya kabar ini, mendorong anggota parlemen AS untuk penyelidikan dan kemungkinan dengar pendapat tentang masalah tersebut.
Facebook mengatakan meskipun mereka responsif terhadap masalah di platform, perusahaan juga mencoba untuk lebih proaktif dengan menempatkan karyawan keselamatan dan keamanan dalam tim produk selama proses pengembangan.
Facebook juga membagikan statistik baru seputar perpustakaan iklan politik globalnya, sebuah arsip tempat orang dapat mencari iklan politik yang berjalan di Facebook atau aplikasi berbagi foto Instagram.
Facebook mengatakan 3 juta orang menggunakan perpustakaan iklan setiap bulan, dan perusahaan menolak 3,5 juta pengiriman iklan politik atau sosial selama enam bulan pertama tahun 2021 karena gagal memberikan informasi yang tepat.
(net)