Punya Alergi Sulfa, Bolehkah Divaksinasi Covid-19?

Rabu, 22 September 2021

Punya alergi sulfa, seseorang tetap boleh divaksinasi Covid-19. Foto/Alodokter

TRANSKEPRI.COM, JAKARTA - Punya alergi sulfa, bukan berarti seseorang tak boleh divaksinasi Covid-19.Tak sedikit orang yang menderita satu alergi tertentu yang menunda vaksinasinya. Lantaran vaksin Covid-19 dikhawatirkan memberikan reaksi lebih berat kepada penderita alergi.

Melansir dari situs Healthline, alergi sulfa merupakan reaksi alergi terhadap obat-obatan yang mengandung sulfa. Namun, hanya sekitar 3 persen orang dengan alergi sulfa yang benar-benar mengalami reaksi alergi. Sebagian lainnya mengalami alergi dengan reaksi sangat rendah.

Penderita alergi sulfa biasanya memiliki gejala yang mirip dengan alergi obat lainnya. Seperti, ruam kulit atau gatal-gatal, pembengkakan mulut, mata gatal, hingga pembengkakan pada tenggorokan.

Menurut Dokter Talitha Najmillah, dari Alodokter, orang yang memiliki alergi sulfa tetap bisa mendapatkan vaksinasi. Hal itu dikarenakan, vaksinasi tidak memiliki kandungan sulfa.
"Kontraindikasi atau larangan absolut untuk menerima vaksinasi covid-19 adalah adanya riwayat alergi atau reaksi anafilaksis terhadap zat yang terkandung pada vaksin tersebut. Hal ini biasanya dapat diwaspadai pada orang yang memiliki riwayat alergi terhadap vaksin tertentu, alergi terhadap obat injeksi, maupun alergi terhadap komponen polyethylene glycol atau polysorbate yang biasanya terdapat pada vaksin," tulis dr. Talitha Najmillah Sabtiari di Alodokter, yang dikutip pada Selasa (21/9/2021).

Berdasarkan pengalaman, orang yang memiliki riwayat alergi juga memiliki risiko reaksi yang rendah terhadap vaksin. Sehingga, alergi sulfa bukanlah halangan untuk mengikuti vaksinasi.

"Pada orang yang memiliki riwayat alergi terhadap alergen tertentu seperti serbuk sari, bulu binatang, makanan tertentu, maupun obat-obatan oral seperti antibiotik termasuk sulfa, risiko reaksi terhadap vaksin covid-19 sangatlah rendah. Sehingga, Anda dapat menerima vaksin ini," kata Dokter Talitha.

Meskipun begitu, Dokter Talitha menghimbau untuk terus memantau gejala yang timbul setelah injeksi vaksin. Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif jika terjadi reaksi alergi dari vaksin tersebut.
"Akan tetapi, tetaplah pantau gejala yang muncul sekitar 15-30 menit setelah injeksi vaksin untuk memonitor adanya reaksi alergi terhadap vaksin tersebut," tutupnya.
(net)